Sejarah Singkat dan Asal Mula Lahirnya
Bulukumba
Mitologi penamaan
“Bulukumba“, memiliki banyak versi, salah satunya adalah konon bersumber dari
bahasa Konjo (Suku Konjo, Suku Asli Penduduk Bulukumba) yaitu “Bulukumpa” yang
dalam bahasa Indonesia berarti “masih gunung milik saya atau tetap gunung milik
saya“. Nama ini ini di gunakan pertama kali oleh salah satu AMMA TOWA yang
ketika beliu berdiri di “JOJJOLO“(salah satu wilayah adat Gellarang JOJJOLO)
beliau ditanya tentang keberadaan salah satu bukit yang berada dalam wilayah
Desa Bonto Mangiring hari ini, yang mana beliau mengatakan „BULUKUMPA“bahwa
wilayah itu masih menjadi wilayah dari kekuasaan AMMATOA , bahkan menjadi salah
satu nama kecamatan di Bulukumba yaitu kecamatan BULUKUMPA.
Sejarah yang lain tentang
Mitologi penamaan “Bulukumba“, konon bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis
yaitu “Buluku“ dan “Mupa” yang dalam bahasa Indonesia berarti “masih gunung
milik saya atau tetap gunung milik saya“. Mitos ini pertama kali muncul pada
abad ke – 17 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di
Sulawesi yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Di pesisir pantai yang bernama
“tanahkongkong“, disitulah utusan Raja Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka
berunding secara damai dan menetapkan batas wilayah pengaruh kerajaan
masing-masing. “Bangkeng Buki”, yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung
Lompo Battang diklaim oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas wilayah
kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur. Namun pihak
kerajaan Bone berkeras mempertahankan Bangkeng Buki sebagai wilayah
kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan. Berawal dari peristiwa
tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis “Bulukumupa”, yang
kemudian pada tingkatan dialeg tertentu mengalami perubahan proses bunyi
menjadi “Bulukumba”
Sejarah yang lain tentang penamaan
“Bulukumba“, konon masih bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu
“Buluku“ dan “Mupa” yang dalam bahasa Indonesia berarti “masih gunung milik
saya atau tetap gunung milik saya“. Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke
– 16 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi
yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Dan di batas Bukit yang bernama
Karampuang Raja Bone masih mengklaim bahwa bukit Karampuan ( Wilayah ini
didekat perbatasan Kab. Bulukumba dan Kab. Sinjai mengklaim masih Bukitnya,
yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompo Battang,oleh pihak
kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya. Namun pihak kerajaan Bone
berkeras mempertahankan sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke
selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam
bahasa Bugis “Bulukumupa”, yang kemudian pada tingkatan dialeg tertentu
mengalami perubahan proses bunyi menjadi “Bulukumba”
Sejarah diatas memang perlu dikaji kembali,
akan tetapi salah satu bukti pendukung ini adalah bahwa jauh sebelum pemekaran
desa Bulo-bulo menjadi desa Salassa’e dan pemekaran desa Salassa’e menjadi Desa
Bonto Mangiring di salah satu dusunnya ada dusun yang bernama dusun Bulukumpa.
Dan didesa ini memiliki situs yang disebut BATU TUJUA ( tempat Pelantikan para
raja yang akan berkuasa). Sejarah ini membantah tentang penamaan Bulukumba yang
lain yang sesungguhnya jauh dari Dominasi Kerajjan Bone atau Kerajaan Gowa.
Konon sejak itulah nama Bulukumba mulai ada, dan hingga saat ini resmi menjadi
sebuah kabupaten. ( Seharusnya kita memang mengkaji nama Bulukumba dari segi
Historis dan keberadaan suatu tempat berdasarkan nama dan tempat, Untuk yang
meyakini sejarah yang lain, mari kita bersama-sama melakukan kajian Ilmiah
kembali...)
Peresmian Bulukumba
menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang-undang nomor 29
tahun 1959, tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi, yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba nomor 5 tahun
1978, tentang Lambang Daerah. maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba,
yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah nomor 13 tahun 1994.
Secara yuridis formal
Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang
Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4
Februari 1960 dan selajutnya dilakukan pelantikan Bupati Pertama yaitu Andi
Patarai pada tanggal 12 Februari 1960.
EmoticonEmoticon