
Namun
ditengah kritikan terhadap film ini, adapula yang mendukung dengan dalih
hiburan dan mengangkat budaya Bulukumba. Berdasarkan hasil kajian KKMB-UNHAS, kritikan itu pantas di
apresiasi mengingat dapat memberikan citra kurang baik terhadap tanah toa.
Apalagi alur cerita yang kebanyakan mengangkat keberadaan parakang di daerah
ini. Meski hanya bergenre fiksi tetapi ini dapat mempengaruhi keaslian budaya
masyarakat tanah toa.
Hal
lain yang patut di kritisi adalah keberhasilan produksi film di daerah ini,
tentu kita patut curiga bahwa efek globalisasi mulai merambah ke daerah adat.
Kita harus mampu membentengi budaya kearifan kita dari berbagai pengaruh
global. Ini sangat penting untuk tetap menjaga kemurnian dan kehidupan budaya local
kita. Kita punya kekayaan budaya yang hidup dan kita harus jeli menjaga kebudayaan
kita agar tidak terkikis oleh segmentasi teknologi informasi.
Liontin tanah terlarang, bukan budaya kami tetapi budaya masyarakat
barat.
EmoticonEmoticon