-->

MALI SIPARAPPE TALLANG SIPAHUA

Sikap bathin masyarakat Bulukumba untuk mengembangkan amanah persatuan didalam mewujudkan keselamatan bersama demi tercapainya tujuan pembangunan lahir bathin, material spritual, dunia akherat dikembangkan melalui suatu prinsip, “mali siparappe”,"tallang sipahua". Nuansa moralitas itulah yang mendasari lahirnya slogan pembangunan “Bulukumba Berlayar”. Konsepsi “Berlayar”, adalah sebuah okronim dari kausalitas yang berbunyi “Bersih lingkungan, alam yang ramah”. Filosopi yang terkandung dalam slogan tersebut dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu :
1.    Sejarah (Historis). Bulukumba lahir dari proses perjuangan panjang dimulai sejak jaman kolonial yang pada saat menjelang proklamasi diawali terbentuknya barisan merah putih dan laskar pemberontak Bulukumba angkatan rakyat.
2.    Kebudayaan (Kultural). Kata layar mewakili pemahaman subyek perahu sebagai suaatu refleksi kreatifitas dan karya budaya yang telah mengangkat Bulukumba di percaturan kebudayaan nasional dan internasional.
3.    Keagamaan (Religius). Sentuhan ajaran agama islam yang dibawah oleh ulama besar dari Sumatera, yang masing-masing bergelar Dato’ Tiro (Bulukumba), Dato Ribandang (Makassar), dan Dato Patimang (Luwu), telah menumbuhkan kesadaran religius dan menimbulkan keyakinan untuk berlaku zuhud, suci lahir bathin, selamat dunia akhirat dalam rangka tauhid “appaseuwang” (MengEsakan Allah SWT).

Dari pijakan filosofi inilah maka Kabupaten Bulukumba mengembangkan kiprah diberbagai sektor pembangunan melalui suatu visi : “Mewujudkan Bulukumba sebagai pusat pelayanan di Bagian selatan Sulawesi Selatan yang bertumpu pada kekuatan lokal dan bernafaskan keagamaan”.


EmoticonEmoticon